Senin, 17 Januari 2011

Save the Last Song!

Ini merupakan bagian terakhir dari trilogi cerita kehidupan gue-yang-gak-berbakat-di-musik-tapi-pengen-main-band. Untuk episode pertama bisa dibaca di sini n episode keduanya bisa dibaca di sini. Untuk versi "Mas Leo" bisa dibaca di sini.

Selama 1 tahun band tanpa nama kami berlatih secara tidak efektif. Mengapa tidak efektif? Karena kalau band sekelas Ungu, Nidji, bahkan band baru seperti SM*SH n Gamaliel (#kenatonjok. Eh, ini bukan band? Pokoknya pemusik dah. *ngeles*) mereka latihan dengan motto "tiada hari tanpa latihan musik". Lha, kami? Setiap latihan dibayangi UAN, Fisika, Kimia, dll. Kalau Yudi dibayangi perasaannya yang selalu buruk. Hari hujan lah, ban kempes lah, anak belum makan lah. Rizal dihantui bayangan ibunya yang galak n gue cukuplah dibayangi bayangan Gita Gutawa yang pengen menikah dengan gue.

Mungkin sekitar 1 minggu sebelum pentas. Bulan April 2010. Kami latihan dengan cukup intensif. Waktu itu lagu yang fix adalah Geisha - Selalu Salah n Hello - Biarkan Berlalu. Untuk lagu Geisha gue lumayan lah. Nah, buat Hello gue bisa dibilang bikin gak padu. Tahu lagu Biarkan Berlalu kan? Tahu keyboardnya gimana? Yang warna hitam n dipakai buat operasi. Tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya ada pada permainan keyboard gue yang pas-pasan dengan keyboard pada lagu Biarkan Berlalu tersebut yang ... Kalian tahulah, GREAT! (bagi gue, bagi Kevin Aprillio sih biasa aja.)

Entah pencerahan apa yang membuat kami latihan di suatu tempat latihan yang cukup asing. Kata Akbar dia pernah latihan di situ. Kebetulan saat itu studio Ade n Sam lagi penuh (bukan, bukan diisi ribuan orang, tapi lagi dipakai. Ngertiin dikit dong?). Dengan suka cita kami menuju studio band itu. Input studio.

Begitu masuk. Well, gue merasa seperti ada dalam cerita horor. Ruangan termaram, lorong sempit, tiba-tiba ada pocong. Eh, ternyata yang punya. Kayaknya baru bangun tidur. Gue mencium bau apek. Mungkin kalian juga, atau ternyata Yusro kentut? Bukan. Ruangan ini seperti terkena badai. Basah, menggeliat, n gelap. Si pemilik menjelaskan kalau atapnya bocor, air merembes masuk n basahlah karpet-karpet ini. Dia juga menjelaskan kalau hari ini adalah hari terakhir studio ini buka. Besok sudah mau pindah, kalau gak salah ke Tanjung atau Rantau. Gue lupa. Yang ada kami merasa cukup terharu. Kami adalah pelanggan terakhir! Akbar menitikkan air mata, ternyata kecolok stik drum. Idama mukanya paling sedih, waktu gue tanya dia jawab "belum makan". Ironis.

Oke, disinilah saksi permainan gue yang kacau saat mainin lagu Biarkan Berlalu. Wajah Akbar terlihat kecewa n gue yakin ini semua salah gue. Lalu Akbar yang merupakan kapten kami berkata, "Ganti aja lagunya." Lalu semua mulai berpikir. Lagu apa? Gue sok-sokan browsing hape n baru gue mulai ngomong, "Ini ada lagu Kangen Band yang baru." Akbar yang sewot menjawab, "lagu yang pernah aja n sudah pasti bisa!" Gue diam. Semua diam. Entah Akbar marah karena permainan gue atau karena Kangen Band, sampai sekarang gue belum tahu.

Pencerahan datang dari Yusro, "Lepaskan Diriku aja" (by J Rocks). Wajahnya cerah. Semua setuju. Gue bisa lagu ini! Walau versi aslinya gak ada keyboardnya, inilah keuntungan buat gue! Kalau gue lupa kunci, gue tinggal lari ke tengah lapangan basket n kayang! Pasti banyak yang kagum.

Sekitar 1-2 hari sebelum manggung, kami latihan terakhir yang gabung sama kelas XII Alam 2. Sebelum latihan, panitia nanya nama bandnya apa. Anggota lain cabut duluan, sisa gue. Gue yang bingung nanya ke Rizal, "Apa Zal?" Rizal jawab, "Udah yang kemarin aja. Apa tuh, Ryugan-kah namanya. Bagus juga tuh. (Ryugan: Rizal, Yudi, Yusro, Galih, Akbar, Nizar)" Entah mengapa saat mereka sudah pergi gue punya ide bagus nama band. (bagus menurut gue aja mungkin, sory guys. Ini demi kebaikan kita semua.) Berhubung ini kali pertama n terakhir beberapa dari anggota kami, berarti ini "last". Kami menyanyikan lagu, berarti "song". N gue harus mengamankan permainan gue yang berarti "save". Setelah diatur-atur jadilah "Save the Last Song"! Band XII Alam 1 SMANSA Banjarbaru saat perpisahan.

Perihal nama band ini muncul saat latihan gabungan terakhir. Sms masuk mengabarkan nomor tampil kami, n tertulis "Save the Last Song tampil ke-6." Semua tersenyum mafhum, menyadari kebodohan gue dengan pemilihan nama yang polos n apa adanya.

Di latihan terakhir ini, gue diajarin master keyboardis dari XII Alam 2. Danang. Dia ngajarin gue teknik string yang bikin permainan gue sedikit berkembang. Thanks banyak Nang. Gue pengen latihan lebih lanjut, mungkin suatu hari nanti. #menatapmatahariterbenam

Latgab selesai. Ada sedikit kerjaan sampingan. Sebelum penampilan band, ada penampilan dari masing-masing kelas. Judulnya "Live Pesan Kesan". Jadi ceritanya setiap kelas joget-joget gak karuan 15 menit untuk ngucapin pesan-kesannya selama skul di SMANSA Banjarbaru. Berhubung ada nyanyian, gue juga didaulat sebagai pemain keyboard. Rizal n Akbar akustikan gitar. Lagu yang diusung adalah lagu Kia AFI yang Harus Sampai Disini. Pas banget kan? Lagi-lagi gue terbentur masalah, kuncinya gak pas. Lain kali gue perlu beli kunci Inggris biar ngepas terus nih. (gue memang manja.)

Tapi gue gak menunjukkannya, gue latihan dengan rapi. Akbar sampai senyum-senyum najong. Latihan buat live pesan kesan ini sangat menguras emosi. Air mata bercucuran, ada marah-marah, ada yang ngambek. Pokoknya rame dah. Sulit bikin anak SMA serius. Akibatnya ya, air mata.

Tibalah saat tampil. Deg deg jess. Gue agak nervous juga. Ada sedikit usulan dari Rina yang disetujui saat penampilan live pesan kesan. Yaitu sambil memutar instrumental piano sebuah lagu dari Korea kalau gak salah. Pokoknya musiknya bagus, tapi gue gak tahu judulnya. Yang tahu Rina n Rizal. Tanya aja. Lagunya mp3, disetel di mixer (bukan buat bikin kue, tapi buat ngatur musik.). N live pesan kesan XII Alam 1 pun dimulai.

Gue yang bingung karena lagu Kia dinyanyikan setelah instrumental piano ini mau gak mau harus mengambil keputusan. Gue ada di depan keyboard, apa yang harus gue lakuin? Lalu gue memutar volume ke titik 0. Rina n Idama mulai bersahut-sahutan membacakan pesan n kesan, musik mengalun dari... dari tangan gue yang memijit tuts keyboard dengan indahnya! Oh, nada-nada dari hape Rizal ini begitu memesonakan khayalak, n mereka melihat siapa yang main? Gue!

Gak paham? Oke, ini gue sebut "finger-sync" kalau yang sering di TV itu kan "lip-sync" kali ini gue melakukan "finger-sync" dengan "body-sync" n "face-sync" yang tepat juga sehingga penonton gak menyangka sebenarnya gue melakukan hal bodoh. Asal pencet tuts tapi sesuai dengan nada yang keluar di speaker.

N gue ketiban sial di lagu Harus Sampai Disini. Gue main lepas! Maksudnya bukan tanpa beban, tapi lepas dari kunci yang udah semalaman gue hafal! Tak terhitung berapa kali Akbar melirik garang ke gue n gue yakin penonton gak percaya yang tadi main instrumental piano musik Korea itu gue.

Acara live pesan kesan selesai, gue turun panggung. Nunggu giliran band tampil. Danang ngedatangin gue n bilang gini.
Danang : "Zar, sumpah hebat banget lo main keyboardnya tadi!"
Gue : "Ah, haha. Bisa aja. Gak juga."
Danang : "Beneran, itu tadi lo kan yang main pas Idama n Rina nyampain pesan kesan? Keren abis!"
*Mampus pikir gue, tapi apa boleh buat. Gue senyum aja deh.*
Danang : "Tapi kok aneh ya, pas main nada tinggi kok lo mainnya di nada rendah?"
*Tambah mampus gue.*
SKIP.

Buat yang mau lihat acara live pesan kesan XII Alam 1, klik aja "play"


Oke, inilah saatnya Save the Last Song tampil! Alhamdulillah, permainan kami lancar n terkendali. Ada sedikit kesalahan, tapi tak mengapa. Wajar untuk band yang tampil untuk pertama n terakhir dalam tingkat sekolah.



*Selalu Salah versi Save the Last Song!*

*Lepaskan Diriku versi Save the Last Song!*

N latihan kami selama ini pun terbayar sudah.


*Keyboardis binal n kurang pengalaman*


*Idama n keyboardis*

N inilah akhir dari sekelompok anak SMA yang juga pengen tampil di acara perpisahan sekolahnya pada umumnya n seorang anak yang gak memiliki bakat musik yang pengen tampil di acara perpisahan sekolahnya pada khususnya.

Akankah kami akan bersua kembali?

Catatan penulis: Sebenarnya gue udah nyiapin rekaman video-nya buat diunggah, tapi selama 3 jam gue di warnet gak kelar-kelar. Ya udah. Gue batalin. Mungkin kelak ada di Youtube. Hhe. Sorry readers.

4 komentar:

  1. mantap.haha mun hndk via youtube tapi dishared ntar ke blog ne

    BalasHapus
  2. gkgkgkgkgk.......aq yakin,,,kam pasti ke depannya jadi penulis terkenal zar

    BalasHapus
  3. @Nandra: Ini sudah ku kompres, semoga bisa.

    @Ismi: Hha. Bukan aib lagi ini, rahasia umum sudah. Hha.

    @Yusro: Amiin. =D Thanks bro.

    BalasHapus