Sabtu, 26 November 2011

Balikpapan, Can I Survive Here?

Judul ini terinspirasi dari blog Antra. Hhe.

Yeah, udah hampir seminggu gue disini. Balikpapan. Jauh dari Banjarbaru. Pertama kali hidup di negeri orang mungkin untuk setahun ke depan.

Apa yang udah gue pelajari? Oke, pertama gue gundul. Berhubung mau masuk kuliah yang baru jadi gue harus rela rambut gue yang keren digundul.




Minggu, 20 November 2011

Ketika Galaumeter Mencapai Maksimum

Iya,
gue sedang mengalami fase sangat galau saat pertemuan terakhir yang gue rencanakan menjadi berantakan.

Gue cuma ingin melihatnya untuk terakhir kali, ternyata si kacamata tidak bisa datang. Entahlah, bahkan tiada kabar. Malam tadi gue ngamuk-ngamuk sendiri. Saran dari teman-teman dekat gue enggak gue gubris. Rasanya hati ini sedih banget, kecewa juga, kesal apalagi.

Mungkin dia gak mau ngehubungin gue lagi. Gue juga gak tahu apa alasannya gak datang, Pokoknya dia telah ngebuat gue menjadi sangat sedih.

Jumat, 18 November 2011

Pergi Untuk Cita, Pulang Untuk Cinta

Semakin dekat dengan hari keberangkatan gue, semakin galau. Padahal toh gue gak sampai setahun disana. Bandingkan dengan beberapa teman gue yang mungkin akan mencapai semester 14 n berdiam di kota orang. Tapi benar kata orang-orang tua n muda: gak ada tempat seindah n seenak di rumah sendiri.

Acapkali gue berpikir, mengapa pintu kemana saja hanya khayalan semata. Belum adakah yang bisa menciptakannya? Atau bisakah gue menciptakannya? Atau waktu gue berdoa habis shalat tiba-tiba Doraemon jatuh dari plafon gue. Pengennya gitu, tapi ekspektasi kan jauh dari kenyataan.

Padahal kalau ada pintu kemana saja pasti enak. Kita bisa naik haji, keliling dunia, tugas ke luar kota, kerja di luar kota, hanya dari rumah kita! Bayangkan men! Sangat berguna bukan?

Sabtu, 12 November 2011

A Thousand Years

Iya, ini blog emang sepi pengunjung. Tapi Alhamdulillah, gue jadi bisa curhat disini berhubung di Facebook, Twitter, n BBM agak kurang aman. Hha.

Gue agak sedih, atau terlalu sedih, atau gak sedih. Entahlah. Gue sebenarnya ada rencana malam ini buat acara masak-memasak menghabiskan sisa daging kurban yang mungkin hampir basi di rumah Eka. Mungkin juga saat-saat terakhir gue di Banjarbaru. Hmm, gue ngajak si kacamata kemarin.

N baru aja dia balas kalau dia gak bisa ikut. Ini yang bikin gue jadi semacam galau, atau sedih. Gue juga bingung. Sementara gue gak bisa memaksa, ya iyalah. Gue siapa?

Mungkin yang ada di pikiran gue benar, ini bukan masalah waktu, bukan masalah tempat, tapi masalah hati. Semakin gue sering dekat dengan dia, dia takut semakin jatuh ke gue. Sementara gue yang udah jatuh dari dulu ke dia harus pergi dari kota ini sebentar lagi.