Selasa, 04 Juli 2017

Anak dan Rasa Keingintahuannya

Disini gue duduk, kursi paling ujung moda transportasi dari bandara Soekarno-Hatta menuju Bintaro. Melanjutkan perkuliahan yg tinggal 2 minggu lagi menuju UAS.

Di belakang gue ada seorang ibu beserta anaknya yg kelihatannya masih balita. Selalu mengoceh, bertanya ini-itu.
"Mah, kita masih di bandara ya"
"Mah, ada pesawat"
"Mah, kenapa kita belum sampai".
Sang ibu hanya tersenyum *kayanya, gue gak nengok belakang*. Sambil menjawab
"iya".

Gue jadi teringat cerita nyokap kalau gue dulu pas kecil juga gitu. Waktu kecil n nenek dari Mamah masih hidup, gue sering ke Banjarmasin naik angkot bareng Mamah n bokap naik motor ngiringin. Sepanjang jalan gue juga sering mengoceh, tanya ini-itu. N seingat gue Mamah sangat sabar mendengarkan n menjawab
"inggih nak ai" (Banjar: iya anakku)

Gue sudah besar, umur udah 25. Suatu saat juga bakal punya anak yg kodratnya juga punya rasa ingin tahu yg besar. Gue iri pada mereka2 yg mampu sabar mendengarkan ocehan anak2. Padahal ocehan itu hal yg menyenangkan lo, bagaimana jika hal itu adalah tangisan di malam hari? Mampukah kita para calon orang tua bersabar mendengarkan?
Insya Allah.
Semoga kita semua menjadi orang tua yg penyabar. 😊