Minggu, 31 Agustus 2014

Bensin, Pemerintah dan Kenangan

Sebagai seorang abdi negara yang alhamdulillah dapat penempatan deket dengan kota asal, tiap seminggu sekali menunggangi kendaraan kesayangan bolak-balik rumah-kantor udah jadi hal yang lumrah. Banyak yang bilang "mending tiap hari aja pulang pergi Martapura-Banjarmasin bro, cuma 40 km", gue jawab "capek". Masuk 07.30 n pulang 17.00 belum ditambah kerjaan di bagian sekarang yang lumayan banyak, bikin gue gak sanggup buat tiap hari PP. Plis, gue bukan anak kuliahan. :3

Jelas, seminggu sekali mesti ngisi bensin. Untungnya Revo lumayan irit, dengan kapasitas 100 cc n sialnya gasnya ditarik pol mentok di 100 km/jam. Mungkin itu untung juga ya, jadi gue gak ngebut-ngebut banget. Hmm.

Minggu kemarin gue ngantri bensin masih damai sejahtera. Rupa-rupanya setelahnya ada berita kalau bensin mau naik. Sontak para penimbun bersuka cita, tiba-tiba antrian bensin jadi panjang. Bensin jadi langka.
Gue kesel.
Bukan sama pemerintah, tapi pada masyarakat yang parnoan n para penimbun. Kadang terbersit pemikiran "kenapa pemerintah gak usah kasih tanda bensin bakal naik, langsung naikin aja jadi gak bakal kayagini". Tapi gue pikir lagi, "ntar pemerintah dibilang gak transparan". Ribet.
Serba salah.

Barusan gue beli bensin. Di tempat biasa ada plang "bensin habis", pertamaxnya ada sih, tapi kata adik gue pertamax di situ not recommended, motornya jadi aneh. Entah berubah jadi mutan gitu. Jadi gue putusin beli di SPBU deket SMA gue dulu. SPBU terbaik menurut gue di Banjarbaru.
SPBU yang penuh kenangan.
Antrian yang sekarang gak sepanjang dulu. Dulu gue dengan bodohnya ngantri dari pulang sekolah, jam 2 siang sampai jam 6 sore mendekati Maghrib. Kenapa lama banget? Karena bensinnya belum ada n para pengendara motor yang mengantri menunggu bensinnya datang. Sempat kehujanan, berteduh di depan mini market 419. Antrian sampai ke depan SMPN 1 Banjarbaru. Capek?
Gak.
Kenapa?
Karena gue bersama gebetan gue yang meski udah punya pacar tapi gue tetap setia menggebet.
Dia dengan Supra imutnya, n gue dengan Revo gue.
Berbicara panjang lebar, ah, kenangan.

Kali ini gue beli pertamax. Gue gak mau ngabisin waktu libur gue yang berharga buat ngantri bensin premium.
"Karena kali ini, meski antrian tak sepanjang yang dulu, tapi tetap, aku tidak mengantri bersama kamu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar