Minggu, 17 Juni 2012

Suatu Pagi di BDK Balikpapan..

Kejadian ini masih fresh terjadi. Tepatnya hari Jumat tanggal 15 Juni 2012. Seperti biasa dengan gagahnya gue memimpin apel. N sesuai jadwal yang berlaku, hari Jumat adalah jadwal latihan fisik. Disini, jika pejabat pengambil apel tidak memilih apakah lari atau push-up, gue sebagai Ketua Senat berhak menentukan.

Berhubung Mas Abdul selaku pejabat pengambil apel tidak menentukan mau ngapain. Maka gue memutuskan untuk lari keliling komplek BDK 3 kali. Yang mana keputusan ini kurang disukai Pajak B yang suka push-up n disenangi Pajak A yang senang lari. Sedangkan dari kubu Bea Cukai ngikut aja.

Lari pun dimulai. Seperti biasa gue menyanyikan yel-yel lari yang mana sering mengalami revisi n amandemen n pagi itu berbunyi sebagai berikut: 

Lari-lari,
Pagi ini,
Agar kuat,
Otot kaki.

Walau panas,
Tetap lari,
Karena kita,
Prodip 1!


*Terserah mau dinyanyiin dengan nada gimana, kalau mau dengar silahkan datang le BDK Balikpapan tiap Selasa, Rabu, atau Jumat pagi. Itupun kalau gak push-up*

Entah mengapa pagi itu karena keadaan BDK sedang ramai. Banyak pegawai yang main voli n para peserta diklat sedang kumpul-kumpul. Para pelari begitu semangatnya meneriakkan yel-yel. Gue jadi ikut terbakar semangat n terus teriak-teriak sampai suara gue mau habis. Bahkan di putaran ketiga yang biasanya digantiin Prima entah mengapa gak diganti. Mungkin gue yang terlalu semangat atau Prima yang sedang malas.

*S-E-M-AN-G-A-T!*

Tiga putaran berlalu. Akhirnya kami kumpul di depan kelas n meneriakkan yel-yel rutin tiap pagi. Ini bikinan gue yang diilhami bokap. Hhe. Lengkapnya seperti ini:

Apa kabar STAN Prodip 1 Balikpapan?
Luar biasa!
Prodip 1?
Super!
Prodip 1?
Dahsyat!
Prodip 1?
Semangat, semangat, daaaaaan terus semangat!
Kita masuk 87? Lulus 87!

Beginilah rutinitas kami setiap pagi di BDK Balikpapan. Tapi entah mengapa pagi itu ada sesuatu yang lain. Dengan suara yang sudah hampir habis, seseorang tiba-tiba menghampiri gue. Dari penampilannya sepertinya beliau adalah peserta diklat.

Kemudian beliau bertanya apakah gue yang memimpin barisan? Terus apakah gue dari spesialisasi Bea Cukai? Gue jawab dengan jawaban pasti yaitu "Iya, Mas." Gue yang keren ini mengira gue akan dipuji. Ternyata gak.

Gue ternyata ada salah. Bisa dilihat di foto kalau posisi gue ada di kiri barisan. Padahal seharusnya pemimpin barisan berada di kanan n ini sebenarnya udah gue pelajari sejak dulu di Paskibra waktu SMA. Entah mengapa gue terbawa kebiasaan disini sehingga gak mengoreksinya sedari dulu.

Akhirnya, oleh Mas Peserta Diklat (yang akhirnya gue ketahui berasal dari Bea Cukai dengan kata lain beliau adalah senior gue) menyuruh gue untuk push-up 5 kali. Alhamdulillah, ada koreksi yang membuat gue dapat bekerja dengan lebih baik lagi ke depannya.

Semuapun kembali ke kelas dan pagi itu dimulai kembali seperti biasanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar