Selasa, 31 Januari 2012

Bagaimana PLN Mempermainkan Perut Gue

Selasa, 24 Januari 2012. Jam 5 sore.

Alhamdulillah, baru saja makan siang di sore yang cerah ini.

Sebelum gue melanjutkan belajar buat UTS hari kedua besok, gue akan sharing kejadian hari ini yang baru saja terjadi.

Siang tadi, sepulang UTS hari pertama. Seperti biasa gue langsung beli sayur masak n ikannya buat makan siang n makan malam. Nasi dimasak di kos. Setelah selesai berbelanja gue segera pulang ke kos.

Ternyata eh ternyata. Di kos mati lampu. Tentu saja dengan matinya lampu alias pemadaman listrik, gue gak bisa masak. Rice cooker tidak bisa dijalankan. Mengingat keadaan kos yang sering gangguan listrik, gue berinisiatif menanyakan keadaan listrik di kos teman-teman gue yang lain.

Terpilihlah dua orang yang beruntung yaitu Saifi n Setiawan. Gue menggunakan BBM untuk menghubungi Saifi, apa daya BBM-nya delivered tapi belum di-read. Tak mau menunggu lama, gue sms Setiawan. Terjadilah sms absurd berikut:

Gue: Wan, tmptmu mti lmpu?
Setiawan: Iya kyaknya zar. .

Lho? Kok kayaknya? Jawaban ini gue nilai mengambang n karena gue kelaparan n gak bisa berpikir jernih, gue mendesaknya dengan mengirimkan sms berikut:

Gue: Kok kayaknya? Serius ni. Aq gk bsa msak. Klo lpar aq gk bsa blajar. Hhu.
Setiawan: Q ga tau zar. . .q ga mkrn lstrk. . .q bnrn ga enk bdn

Setelah balasan ini gue merasa ada yang salah. Sejak pulang tadi Setiawan ada cerita kalau dia sakit, tapi gue gak menyangka kalau sakitnya dia membuat dia tak bisa merasakan listrik. Putus asa n frustasi, gue sms dengan kata-kata penutup:

Gue: Yasudah. Maaf mengganggu.

Eh, ternyata Setiawan membalas.

Setiawan: Iya zar. .mf ya. .emg mati lmpunya

Kenapa gak langsung dibalas dengan kalimat terakhir itu?

Pesan moral: jangan menanyakan masalah listrik mati pada orang yang sakit.

Gue ngecek air dispenser. Ternyata masih cukup panas. Akhirnya gue memasak mi. Selesai mengganjal perut seadanya, gue mulai belajar. Tiba-tiba masuk lagi sms Setiawan.

Setiawan: Kalo km ga da nasi mkn sni j zar. .

Setiawan begitu baik ternyata. Tapi berhubung gue udah makan n gak mau merepotkan, gue balas begini:

Gue: Gk ush. Aq udh mkan.

Kemudian masuk balasan BBM Saifi yang menyatakan bahwa memang benar mati lampu. Gue pun terus belajar sampai mengantuk.

Akhirnya gue tertidur n terbangun saat azan Ashar. Ternyata lampu masih mati. Wew. Perut mulai gak bisa ditoleransi. Mengingat sms Mamah sebelumnya yang menyuruh gue beli nasi aja, setelah shalat Ashar gue pun membeli nasi.

Di jalan pulang, gue menimbang-nimbang nasi yang gue beli. Buat dimakan sekarang setengah n buat makan malam setengah. Akhirnya gue sampai di pintu kamar kos gue.

Pintu kos terbuka n taraaa! Lampu sudah menyala! Gue gak bisa berkata apa-apa lagi. Speechless. Inilah yang disebut "rejeki penjual nasi".

Akhirnya nasi yang rencananya gue bagi buat makan sekarang n makan malam langsung gue habiskan. Hahaha. Alhamdulillah kenyang. Saatnya lanjut belajar!

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Lo, maksudnya? hha. Sori baru kebalas Tantri, baru kebaca. Udah lama banget komennya ya. Hha.

      Hapus