Tulisan ini tidak disensor! Semua pengucapan merk secara lugas n jelas semata-mata bukan untuk menjatuhkan, tetapi murni kebodohan Mas Tekolabi. (Sebenarnya malas ngasih simbol bint*ng-bint*ng).
Seperti biasa. Hari ini selepas kuliah 'Menggambar Rekayasa' gue n teman-teman seperguruan latihan basket di lapangan basket Fakultas Teknik Unlam. Biasanya gue bawa air suci (satu botol Fanta 1,5 Liter berisi air putih.), berhubung tas gue penuh berisi peralatan menggambar n buku-buku yang bisa dijadiin guling, dengan berat hati sambil nangis di perjalanan ke kampus gue tinggal tuh si air suci. Maafin gue.
Sudah bisa ditebak setelah latihan akan banyak mayat bergelimpangan akibat dehidrasi. Tetapi karena kami anak-anak Teknik Sipil yang ditempa seperti baja, diaduk seperti semen, sekuat beton bertulang n selentur kayu, kami cuma kelelahan yang amat sangat.
Seto n Ramzan sudah mengajak untuk minum-minum (minuman keras, soalnya di dalam minumannya ada es batu yang keras.) di warung 'Acil Byakugan' (jangan tanya, cukup datang ke warung tersebut n kalian akan mengerti.), tetapi berhubung hari sudah menjelang Maghrib n Mamah menunggu di rumah
Gue n Revo berkelana menuju rumah, tapi rasa haus ini begitu mendera. Akhirnya gue menyerah. Gue harus menemukan oasis kehidupan. Tersebutlah sebuah minimarket di hadapan gue. Kumala minimarket. Gue pun memutuskan menuju ke sana.
Sebagai orang yang
Di luar, gue yang sudah kehausan segera membuka tutup botol. Dengan ekspresi liar n tetap ganteng seperti iklan, gue minum tuh isi botol. Pada tegukan pertama, HOPLA!
Rasanya itu lo pemirsa (gaya Om Bondan presenter Wisata Kuliner.),
Ternyata:
Pesan moral: Telitilah sebelum membeli. Jangan terlalu pelit. Baca Basmalah sebelum minum, siapa tahu air putih terasa seperti susu coklat?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus